Rabu, 15 Februari 2012

Ciri – Ciri Makhluk Hidup

Ciri-ciri Makhluk Hidup

1.  BERNAFAS ( Respirasi )
Yaitu proses mengambil atau menghirup O2 (Oksigen) dan mengeluarkan CO2 (Karbondioksida ), Oksigen di dalam tubuh manusia digunakan untuk proses oksidasi, yaitu proses pembakaran makanan oleh oksigen di dalam tubuh untuk menghasilkan energi.
Reaksi oksidasinya sebagai berikut :
Zat makanan + O2 —> energi + uap air + CO2.
  • Alat pernafasan pada tumbuhan disebut stomata atau lentisel.
  • Alat pernafasan pada hewan atara lain paru paru, insang, trakea dan kulit.
  • Burung memiliki alat bantu pernafasan yang disebut pundi pundi udara.

2. BERGERAK
Makhluk hidup bergerak, ada dua macam gerak yaitu gerak aktif dan gerak pasif.Gerak pasif, yaitu gerak yang proses geraknya tidak dapat diamati secara langsung, misalnya gerakan pada tumbuhan ( contoh : mekarnya bunga, ujung tunas tanaman menuju ke arah datangnya sinar matahari, menutupnya daun lamtoro pada malam hari dan akar tumbuhan menuju pusat bumi). Sedangkan gerakan aktif adalah gerak berpindah tempat yang proses geraknya dapat diamati secara langsung, misalnya dengan kaki, tangan, sayap dan sirip.

3. MAKAN & MINUM ( Nutrisi )
Untuk dapat bertahan hidup, makhluk hidup memerlukan makanan dan air, fungsi makanan :
  • Menimbulkan energi ( tenaga ).
  • Pembangun tubuh ( pertumbuhan ).
  • Mengganti sel sel tubuh yag rusak.
Makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri adalah tumbuhan hijau daun lewat proses fotosintesa.
 
4. Iribalitas ( tanggap terhadap rangsangan )
Iribalitas yaitu kemampuan makhluk hidup untuk menerima dan menanggapi rangsang. Hewan dan manusia untuk iribalitas menggunakan panca indera yang terdiri dari :
  • Mata untuk melihat
  • Telinga untuk mendengar
  • Kulit untuk meraba
  • Hidung untuk mencium
  • Lidah untuk mengecap

5. TUMBUH
Tumbuh adalah proses dari kecil menjadi besar, contoh : perumbuhan pada tumbuhan dapat dilihat dari ukurannya yang semakin besar dari kecambah menjadi pohon.Pertumbuhan pada tanaman tergantung pada zat zat organik yang ada di dalam tanah, seperti N,P,K,Fe dan Ca. Sedangkan pada manusia dapat dilihat dari bayi sampai kakek/nenek (tua).

6. REPRODUKSI/BERKEMBANG BIAK
Semua makhluk hidup berkembang biak, hal ini merupakan upaya makhluk hidup untuk memperbanyak diri atau menghasilkan individu baru.Perkembangan makhluk hidup bertujuan untuk menjaga kelestarian jenisnya supaya tidak punah, Cara makhluk hidup untuk berkembang biak dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Generatif , yaitu peristiwa terbentuknya individu baru yang didahului oleh pembuahan ( fertilisasi ) , peembuahan berarti meleburnya sel kelamin jantan dengan betina untuk membentuk zigot , contoh : cacing, rayap, katak, lebah dll.
b. Vegetatif, yaitu cara berkembang biak tanpa perkawinan, jadi tidak meliatkan sel gamet atau sel kelami, contoh peremangan vegetatif : tunas, membelah diri, spora, umbi geragih.
Tumbuhan berkembang biak secara alami dan buatan. Perkembang biakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin) dan dengan tidak kawin, misalnya membelah diri, spora, tunas, umbi, geragih dan akar tinggal. Perkembangbikan tumbuhan secara buatan, misalnya stek, cangkok, runduk dan kultur jaringan.

7. ADAPTASI
Untuk dapat bertahan hidup di lingkungannya, makhluk hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya,Tempat hidup bagi makhluk hidup dapat melakukan aktifitasnya disebut habitat.Apabila makhluk hidup tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya maka akan mati atau bisa harus berpindah ke lingkungan yang baru.
  • Adaptasi morfologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan yang berhubungan dengan bentuk tubuh atau alat tubuh. Contoh pada katak dan itik terdapat selapu renang pada kakinya untuk berenang.
  • Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh : hewan bermigrasi ke lain tempat yang banyak sumber makanan.
  • Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh : berkeringat saat cuaca panas.

8. MEMERLUKAN SUHU TERTENTU
Semua makhuk hidup dapat bertahan pada suhu tertentu, ikan dapat hidup pada air yang bersuhu antara 5 derajat celcius sampai dengan 30 derajat. untuk jenis bakteri dapat sampai suhu 80 derajat, sedangkan tumbuhan dapat hidup baik antara suhu 0 – 43 derajat celcius.

9. MENGELUARKAN ZAT SISA ( sekresi )
Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan racun di dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat padat.
Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
  • Paru paru mengeluarkan CO2
  • Kulit mengeluarkan keringat
  • Ginjal mengeluarkan urine
Dalam proses penyerapan makanan, terbentuklah zat sisa yang merupakan zat yang tidak terserap oleh tubuh. Zat-zat itu disebut zat sisa oksidasi biologis, misalnya air dan karbon dioksida.Berdasarkan aktivitas tubuh dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan atas : Ekskresi, Respirasi, Defekasi.
•  Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang dinamakan keringat karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine.
•  Respirasi, merupakan pengeluaran CO2 sebagai zat sisa proses respirasi yang dikeluarkan melalui hidung.
•  Defekasi, merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang berupa tinja (feses) melalui anus.

Minggu, 05 Februari 2012

Menyoroti Cinta Dikalangan Remaja…



Menyoroti Cinta Dikalangan Remaja…

Pembaca yang budiman, sekarang ada baiknya kita bicara lebih khusus tentang masalah cinta lawan jenis. Karena ternyata cinta jenis inilah yang seringkali membuat persoalan menjadi runyam. Cinta jenis ini pula yang sering mendorong orang untuk menjadi sosok pemabuk cinta, yang lupa diri dan tenggelam dalam ilusi cinta yang ia buat sendiri. Banyak peristiwa yang telah hadir di depan mata kita menunjukkan bahwa telah terjadi banyak persoalan yang terjadi karena cinta pada lawan jenis. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
1.       Terlau Belia Mengenal Cinta
Zaman yang luar biasa ini nampaknya mempercepat proses remaja mengenal cinta. Di usia mereka yang sangat belia, mereka sudah mulai merasakan ada perasaan lain dalam dirinya terhadap teman lawan jenisnya. Ada sebuah kisah lucu dari seorang anak berusia TK. Sebut saja namanya Bunga. Saat Bunga hendak diajak bersepeda bersama ayahnya ia menolak. Ketika ditanya kenapa dia menolak, ia berkata, “Aku nggak mau diboncengin Ayah. Nanti orang mengira aku istrinya Ayah.” Sontak semua orang tertawa. Tak ada yang menyangka kalimat itu keluar dari mulutnya yang mungil. Saya kemudian bertanya-tanya, “Kok anak sekecil itu bisa-bisanya berfikir semacam itu? Siapa yang mengajarinya? Atau apakah karena televisi yang menjadi guru besarnya?”
Di kota besar seperti Jakarta, seorang psikolog pernah bertutur betapa ana usia SD sudah berfikir tentang cinta dan seks. Hal ini ia ketahui saat mengadakan survey di beberapa SD di Jakarta. Mereka bahkan sudah bertanya apa alat kontrasepsi itu. Hemm, Astaghfirullah…! Fenomena yang terjadi menunjukkan usia mereka yang belia tidak mampu menandingi kedahsyatan cinta. Mereka belumlah cukup umur untuk mengelola cinta yang mereka miliki. Akhirnya yang terjadi adalah cerita pilu tentang pacaran yang salah jalan dan salah arah.
2.       Tidak Bisa Membedakan Simpati, Naksir dan Cinta Sejati
Saat tertarik kepada seorang teman di usia belia, umumnya remaja tidak bisa membedakan antara ketiga hal itu. Mereka dilanda kebingungan “Apakah saya sedang jatuh cinta beneran, atau hanya sekedar naksir dan simpati saja?”. Lelaki dan perempuan memiliki tingkat ketertarikan yang berbeda. Lelaki biasanya tertarik pada aspek penampilan, seberapa tinggi kejelian matanya menilai seorang gadis. Sehingga bila ia tidak dibimbing hidayah, mungkin setiap kali ada perempuan cantik, ia akan selalu bilang “Kamu adalah cinta sejatiku.” Padahal boleh jadi itu hanya semata naksir saja dan tidak lebih dari itu. Ketika melihat seorang perempuan berkerudung dan terlihat mengenaskan, ia mungkin iba. Sehingga ia tertarik untuk menolongnya. Lagi-lagi ia merasa telah jatuh cinta pada gadis itu, Padahal boleh jadi itu hanyalah perasaan simpati saja.
Jadi ketiga hal ini sangat susah dibedakan. Perasaan simpati kadang diartikan naksir dan naksir kadang sudah diartikan sebagai cinta sejati. Lebih payah lagi bila seseorang mudah jatuh cinta. Setiap melihat wanita yang berbeda, ia akan simpati dan naksir padanya. Hal ini akan menjadi sebuh masalah jika ia tidak bisa mengendalikan diri dengan menahan pandangannya terhadp wanita. Simpati tidak menuntut komitmen, demikian pula naksir. Keduanya hampir mirip sifatnya. Beda halnya dengan jatuh cinta, karena jatuh cinta membutuhkan komitmen dan pengorbanan.
3.       Tidak Bisa Mengukur Kadarnya
Sebagian besar para remaja merasa seperti berada di istana langit bila sudah jatuh cinta. Sepertinya hatinya ingin meledak karena bahagia. Bila tidak diwaspadai mereka akan dibutakan oleh cinta. Besarnya cinta yang mereka rasakan menghilangkan akal sehatnya. Pikirannya kacau, dan hatinya selalu gelisah. Mereka tidak bisa lagi membedakan apakah sebuah tindakan disebut konyol ataukah tidak hanya demi menyenangkan hati kekasihnya. Mereka juga tidak bisa lagi mengukur apakah tindakannya sudah masuk kategori berlebihan ataukah tidak. Maka tidaklah mengherankan bila seorang perempuan merelakan kegadisannya pada kekasihnya atas nama cinta. Na’udzubillah…
Seringkali logika dosa & tidak dosa sudah tidak menjadi pertimbangan dalam bertindak. Asalkan mereka suka, mereka akan melakukannya. Tidak ingat apa perintah Allah, tidak juga ingat apa larangan-Nya. Akal sehatnya telah tunduk pada rasa cinta yang telah menggelora.
4.       Terlalu Naif dan Polos
Wajah imut para remaja belia ini seolah mencerminkan betapa lugu dan polosnya mereka. Cinta yang mereka rasakan seolah adalah cinta sepenuh hati dan sepenuh cinta yang akan mereka rasakan selamanya. Padahal boleh jadi teman yang menjadi kekasihnya hanya iseng belaka. Kekasihnya ternyata sama sekali tidak menganggap itu sebuah hubungan cinta, hanya main-main dan pengisi waktu luang saja. Seolah, sekali dia mengenal cinta, maka itu adalah hati yang paling tepat untuk berlabuh. Padahal usianya baru usia anak SMP. Lelaki yang pertama yang menyatakan suka padanya, memberi perhatian lebih dari lelaki lain, adalah lelaki yang tidak akan pernah ia lupakan. Lelaki itulah yang kemudian sangat ia taati dan ia kagumi. Mereka tidak sadar bahwa boleh jadi itu hanya perasaan emosi sesaat saja. Karena seiring usia mereka bertambah, pengetahuan mereka tentang dunia pergaulan juga akan semakin bertambah.
Kenaifan dan kepolosan mereka dikarenakan usia mereka yang masih labil. Mereka masih bingung dalam membuat keputusan dan seringkali gamang dalam menentukan pilihan tindakan. Toh, bilapun meeka sudah memilih, pilihan itu akan mudah goyah dan rapuh bila diterjang kritikan dan umpatan dari teman-temannya.
5.       Lebih Didorong Nafsu, Bukan Cinta
Hubungan cinta diusia muda seperti orang yang haus bertemu dengan segelas air yang segar dan menyegarkan. Disaat remaja belia sedang mulai merintis libido, datanglah orang yang dicintai. Kontan saja hal ini bak orang yang sedang haus kemudian datang segelas air segar kepadanya. Sehingga tidaklah berlebihan jika disimpulkan ketertarikan antar lawan jenis saat itu lebih didasarkan pada aspek emosi sesaat dan bukan karena cinta. Pada persoalan ini, lelaki lebih mudah tertarik dengan tampilan fisik. Wajah yang manis, ayau dan mempesona selalu menjadi perhatian utama, apalagi bila perempuan itu memiliki tubuh yang semampai. Dan ironisnya, ketika dia sudah merasa jatuh cinta pada seorang wanita, dengan mudahnya ia berpindah orang hanya karena orang itu lebih cantik dan lebih menarik. Oleh karena itu, remaja di usia ini jarang yang ditemukan setia dengan komitmennya. Karena mata mereka lebih liar daripada serigala di hutan. Mata yang selalu jelalatan memandang aurat yang diumbar di pasar dan jalan-jalan.

Semoga kita dijauhkan dari cinta semu yang hanya memperturutkan hawa nafsu, cinta yang melalaikan kita dari-Nya. Dan semoga kita diberi kemudahan untuk meraih cinta yang sejati, cinta yang hakiki, yakni cinta kepada-Nya. (Adopted from: “Ya Allah Aku Jatuh Cinta” – Burhan Shadiq)